Jika di kisah sebelumnya aku berbicara bahwa ketika itu
percikan hidayah sudah mulai muncul. Pada jejak berikutnya percikan itu
berbuahkan hasil. Bukan hanya sebatas percikan tetapi guyuran yang dahsyat yang
merubah hidup seorang Rizky Saputra. Dari seorang yang biasa menjadi seorang
yang luar biasa :).
Jejak di SMA sebenarnya diawali dari kegagalan
masuk SMA Negeri favorit. Ketika mengikuti test penerimaan sekolah menengah aku
memilih SMAN 3, SMAN 1 dan SMAN 4 sebagai pilihan. Ternyata nilai aku tidak
mencukupi untuk masuk ke sekolahan ke dua teratas. Hingga akhirnya ALLAH
menakdirkan aku untuk bisa menimba ilmu disekolahan yang pada awalnya tidak aku
harapkan, tetapi berawal dari sekolah itu semua keluarbiasaan itu muncul.
Sepeti biasa sebagaimana sekolahan lain
menyambut masa orientasi siswa (MOS) kami semua dikelompokkan di kelas-kelas
sesuai dengan peringkat test tertulis. Karena aku termasuk yang masuk 40 besar
maka aku diberikan kesempatan untuk berada 3 hari bersama mereka yang terbaik.
Dikelompokkan di ruangan Zea mays nama
ilmiah untuk tanaman jagung. Bertemu dengan mereka yang berlatar belakang dari
sekolah berbeda dan ada beberapa merupakan rekan SMP.
Tepat di hari ketiga merupakan hari yang
ditunggu oleh semua orang di sekolah, terutama anak baru. Karena di hari itu
semua estrakurikuler menampilkan atraksinya agar para siswa baru dapat
mengikuti eskulnya. Satu persatu setiap eskul masuk ke ruangan kelas
menampilakan sesuatu yang menjadi kekhasannya. Entah kenapa dari kesekian
mereka yang masuk, menjadi sesuatu yang biasa walaupun secara penampilan mereka
luar biasa. Hingga terbesik di hati , paling juga aku memilih futsal saja untuk
menyalurkan hobiku. Tetapi, pandaganku meleset. Tak lama, datang sekelompok
eskul masuk dengan membawa aura yang berbeda. Penampilan sederhana tetapi
ditampilkan dengan hati. Dengan senyum yang senantiasa nampak. Mereka yang
mewakili eskul tersebut tampak seperti pancaran bulan yang sangat indah.
Rupanya eskul Rohis (Rohani Islam) yang masuk. Ada kak Syahrul seingatku, kak
Arief dan kak Taufik memaparkan dengan seksama apa itu Rohis dan ada apa saja
disana dengan sesekali kelucuan yang mereka buat. Dan ketika itu tanpa fikir
panjang Rohis dan Futsal, itu eskul ku. Sebuah pilihan yang tidak salah dan
tepat. Inilah perahuku untuk mencapai keluar biasaan itu.
Di Rohis aku menemukan tarbiyah, sebuah metode
pembelajaran untuk bisa menjadikan diri sebagai seorang yang kaffah dan menjadi
seorang kader dakwah pejuang islam. Di rohis kemampuan komunikasi ku terasah,
terlihat dari sering mengisi taklim-taklim atau materi-materi keorganisasian di
sekolah-sekolah. Jiwa kepemimpinanpun aku muncul, terbukti saat di bangku kelas
X, aku sudah di amanahkan menjadi ketua redaksi majalah buletin islami di
sekolah. Di kelas XI, rupanya ALLAH mempercayakanku untuk memimpin Rohis SMAN 4
sebagai ketua umum periode Tahun 2006-2007. Dan yang luar biasanya terpilihnya
aku menjadi sekjen FKPM (Forum Kerjasama Pelajar Muslim Bandar Lampung) yang
merupakan kumpulan dari seluruh Rohis di Bandar Lampung dan aku mengetuai
seluruh ketua Rohis se-Bandar Lampung.Di luar sekolah aku pun diamanahi untuk
menjadi wakil ketua Risma di lingkungan.
Di masa seperti ini bakat menjadi guru muncul.
Terlihat dari seringnya setiap jumat untuk mengisi khutbah jumat di
sekolah-sekolah, membina mentoring di sekolah-sekolah, kemudian mengajar privat
SD dan mengaji.Hal lain yang muncul adalah bakat MTQ ku muncul di SMA. Jika di
awal kisah aku bercerita bahwa keluarga ibu merupakan keluarga qori karena
kakek, ami dan ibu adalah seorang qori dan qoriah. Bahkan paman sudah qori
nasional. Faktor pembawa itu muncul ketika secara mendadak aku dimint untuk
mengaji di sebuah acara besar untuk menyambut tahun baru islam. Dengan gugup
dan merasa tidak sanggup aku pun memberanikan diri untuk maju untuk memenuhi
permintaan panitia untuk tilawah Alquran.
Sesuatu yang diluar dugaan, bakat itu muncul dan
membuat penonton menaruh respek positif kepada aku. Hal itu dibuktikan dengan
setelah itu semua kegiatan sekolah selalu melibatkan aku untuk menjadi pembaca
Alquran. Bahkan aku pun dilibatkan di beberapa perlombaan MTQ tingkat SMA.Walau
tidak menjadi yang terbaik tetapi cukup membanggakan, dapat mewarisi bakat
keluarga. Walau suara tidak terlalu penting dalam qiraatil quran tetapi ada
sisi positif ketika seseorang mampu membaca Alquran dengan indah. Hal itu bisa
dijadikan sebagai sarana dakwah untuk memikat hati masyarakat melalui lantunan
ayat suci Alquran.
Dengan kepemahaman yang besar akhirnya di kelas
XI aku memutuskan untuk berhenti mengejar cita-cita menjadi pemain sepak bola.
Ketika ditanya kenapa?? Apa kamu gak sanggup?? Bukan itu jawabannya. Kalau
bicara soal kesanggupan aku Insya ALLAh sanggup, buktinya aku sudah masuk ke
tim sepakbola besar di lampung namanya IDI. Ada hal prinsip yang aku harus
memutuskan gantung sepatu di usia muda. Hal pertama aku ingin fokus di Rohis dan
dakwah, seperti kisah Ust. Al Muzzamil Yusuf anggota dewan pusat asal Lampung
yang rela meninggalkan karier sepakbolanya untuk dakwah. Hal kedua, bermain
sepak bola profesioanal membuat diriku membuka aurat, walau hanya dengkul dan
itu prinsip bagiku.Kedua alasan itulah sebenarnya membuat pelatih sepakbolaku
meradang pada awalnya walau akhirnya luluh juga dengan pernyataan yang ku
sampaikan. Banyak teman se-tim maupun orang lain yang tahu meyayangkan aku
gantung sepatu. Kata mereka ”sayang bener bakat kamu ki”. Tapi hidup adalah
pilihan dan aku yakin inilah pilihan yang terbaik untuk aku di dunia dan
akhirat, Toh, aku masih bisa bermain sepakbola walau hanya sebatas hobi dengan
para ikhwah, tentunya dengan menutup aurat (celana panjang).
Di SMA ini pula menemukan hakikat teman sejati,
teman yang di ikat dengan ikatan ukhuwah dan ALLAh tentunya. Kepada akh Teguh,
akh Puji, akh Feri akh Susu, akh Anhar, akh Nuryadi dan akh didi, mungkin raga kita berpisah saat
ini dibatasi dengan jarak yang jauh. Tetapi hati kita satu dalam ikatan cinta
karena ALLAh dan lantunan doa robithah yang senantiasa terpanjat di sore dan
pagi hari teruntuk para sahabat sejati :).
The best friends |
Next To Jejak kebaikan Di Dunia Kampus
0 komentar
Posting Komentar