Selasa, 29 Januari 2013

Jejak Luar Biasa di Putih Abu-Abu...


"Demi Allah, wahai pamanku seandainya mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah ini. Niscaya tidak akan aku tinggalkan urusan ini sampai Allah SWT. memenangkan dakwah ini atau semuanya akan binasa’...”_al Hadist


Jika di kisah sebelumnya aku berbicara bahwa ketika itu percikan hidayah sudah mulai muncul. Pada jejak berikutnya percikan itu berbuahkan hasil. Bukan hanya sebatas percikan tetapi guyuran yang dahsyat yang merubah hidup seorang Rizky Saputra. Dari seorang yang biasa menjadi seorang yang luar biasa :). 

Jejak di SMA sebenarnya diawali dari kegagalan masuk SMA Negeri favorit. Ketika mengikuti test penerimaan sekolah menengah aku memilih SMAN 3, SMAN 1 dan SMAN 4 sebagai pilihan. Ternyata nilai aku tidak mencukupi untuk masuk ke sekolahan ke dua teratas. Hingga akhirnya ALLAH menakdirkan aku untuk bisa menimba ilmu disekolahan yang pada awalnya tidak aku harapkan, tetapi berawal dari sekolah itu semua keluarbiasaan itu muncul. 

Sepeti biasa sebagaimana sekolahan lain menyambut masa orientasi siswa (MOS) kami semua dikelompokkan di kelas-kelas sesuai dengan peringkat test tertulis. Karena aku termasuk yang masuk 40 besar maka aku diberikan kesempatan untuk berada 3 hari bersama mereka yang terbaik. Dikelompokkan di ruangan Zea mays nama ilmiah untuk tanaman jagung. Bertemu dengan mereka yang berlatar belakang dari sekolah berbeda dan ada beberapa merupakan rekan SMP. 

Tepat di hari ketiga merupakan hari yang ditunggu oleh semua orang di sekolah, terutama anak baru. Karena di hari itu semua estrakurikuler menampilkan atraksinya agar para siswa baru dapat mengikuti eskulnya. Satu persatu setiap eskul masuk ke ruangan kelas menampilakan sesuatu yang menjadi kekhasannya. Entah kenapa dari kesekian mereka yang masuk, menjadi sesuatu yang biasa walaupun secara penampilan mereka luar biasa. Hingga terbesik di hati , paling juga aku memilih futsal saja untuk menyalurkan hobiku. Tetapi, pandaganku meleset. Tak lama, datang sekelompok eskul masuk dengan membawa aura yang berbeda. Penampilan sederhana tetapi ditampilkan dengan hati. Dengan senyum yang senantiasa nampak. Mereka yang mewakili eskul tersebut tampak seperti pancaran bulan yang sangat indah. Rupanya eskul Rohis (Rohani Islam) yang masuk. Ada kak Syahrul seingatku, kak Arief dan kak Taufik memaparkan dengan seksama apa itu Rohis dan ada apa saja disana dengan sesekali kelucuan yang mereka buat. Dan ketika itu tanpa fikir panjang Rohis dan Futsal, itu eskul ku. Sebuah pilihan yang tidak salah dan tepat. Inilah perahuku untuk mencapai keluar biasaan itu. 

Di Rohis aku menemukan tarbiyah, sebuah metode pembelajaran untuk bisa menjadikan diri sebagai seorang yang kaffah dan menjadi seorang kader dakwah pejuang islam. Di rohis kemampuan komunikasi ku terasah, terlihat dari sering mengisi taklim-taklim atau materi-materi keorganisasian di sekolah-sekolah. Jiwa kepemimpinanpun aku muncul, terbukti saat di bangku kelas X, aku sudah di amanahkan menjadi ketua redaksi majalah buletin islami di sekolah. Di kelas XI, rupanya ALLAH mempercayakanku untuk memimpin Rohis SMAN 4 sebagai ketua umum periode Tahun 2006-2007. Dan yang luar biasanya terpilihnya aku menjadi sekjen FKPM (Forum Kerjasama Pelajar Muslim Bandar Lampung) yang merupakan kumpulan dari seluruh Rohis di Bandar Lampung dan aku mengetuai seluruh ketua Rohis se-Bandar Lampung.Di luar sekolah aku pun diamanahi untuk menjadi wakil ketua Risma di lingkungan. 

Di masa seperti ini bakat menjadi guru muncul. Terlihat dari seringnya setiap jumat untuk mengisi khutbah jumat di sekolah-sekolah, membina mentoring di sekolah-sekolah, kemudian mengajar privat SD dan mengaji.Hal lain yang muncul adalah bakat MTQ ku muncul di SMA. Jika di awal kisah aku bercerita bahwa keluarga ibu merupakan keluarga qori karena kakek, ami dan ibu adalah seorang qori dan qoriah. Bahkan paman sudah qori nasional. Faktor pembawa itu muncul ketika secara mendadak aku dimint untuk mengaji di sebuah acara besar untuk menyambut tahun baru islam. Dengan gugup dan merasa tidak sanggup aku pun memberanikan diri untuk maju untuk memenuhi permintaan panitia untuk tilawah Alquran.  

Sesuatu yang diluar dugaan, bakat itu muncul dan membuat penonton menaruh respek positif kepada aku. Hal itu dibuktikan dengan setelah itu semua kegiatan sekolah selalu melibatkan aku untuk menjadi pembaca Alquran. Bahkan aku pun dilibatkan di beberapa perlombaan MTQ tingkat SMA.Walau tidak menjadi yang terbaik tetapi cukup membanggakan, dapat mewarisi bakat keluarga. Walau suara tidak terlalu penting dalam qiraatil quran tetapi ada sisi positif ketika seseorang mampu membaca Alquran dengan indah. Hal itu bisa dijadikan sebagai sarana dakwah untuk memikat hati masyarakat melalui lantunan ayat suci Alquran. 

Dengan kepemahaman yang besar akhirnya di kelas XI aku memutuskan untuk berhenti mengejar cita-cita menjadi pemain sepak bola. Ketika ditanya kenapa?? Apa kamu gak sanggup?? Bukan itu jawabannya. Kalau bicara soal kesanggupan aku Insya ALLAh sanggup, buktinya aku sudah masuk ke tim sepakbola besar di lampung namanya IDI. Ada hal prinsip yang aku harus memutuskan gantung sepatu di usia muda. Hal pertama aku ingin fokus di Rohis dan dakwah, seperti kisah Ust. Al Muzzamil Yusuf anggota dewan pusat asal Lampung yang rela meninggalkan karier sepakbolanya untuk dakwah. Hal kedua, bermain sepak bola profesioanal membuat diriku membuka aurat, walau hanya dengkul dan itu prinsip bagiku.Kedua alasan itulah sebenarnya membuat pelatih sepakbolaku meradang pada awalnya walau akhirnya luluh juga dengan pernyataan yang ku sampaikan. Banyak teman se-tim maupun orang lain yang tahu meyayangkan aku gantung sepatu. Kata mereka ”sayang bener bakat kamu ki”. Tapi hidup adalah pilihan dan aku yakin inilah pilihan yang terbaik untuk aku di dunia dan akhirat, Toh, aku masih bisa bermain sepakbola walau hanya sebatas hobi dengan para ikhwah, tentunya dengan menutup aurat (celana panjang). 

Di SMA ini pula menemukan hakikat teman sejati, teman yang di ikat dengan ikatan ukhuwah dan ALLAh tentunya. Kepada akh Teguh, akh Puji, akh Feri akh Susu, akh Anhar, akh Nuryadi dan akh didi, mungkin raga kita berpisah saat ini dibatasi dengan jarak yang jauh. Tetapi hati kita satu dalam ikatan cinta karena ALLAh dan lantunan doa robithah yang senantiasa terpanjat di sore dan pagi hari teruntuk para sahabat sejati :).

The best friends

0 komentar

Posting Komentar