Featured 1

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Minggu, 26 Mei 2013

Mengatasi Cemburu Buta Ala Islam


Sakit hati dan cemburu sering berujung pada keadaan gelap mata. Kasus cemburu yang menimbulkan pembunuhan semakin marak. Di Samarinda, Kalimantan Timur seorang istri yang cemburu membakar suaminya hingga tewas (06/03/2013).

Pedagang tirai bambu di Jambi hampir tewas ditikam sang istri karena cemburu korban jarang pulang (06/03/2013). Gara-gara kepergok selingkuh dengan wanita lain, seorang pria di kabupaten Kutai Kartanegara, dibakar istrinya sendiri hingga tewas (07/03/2013).

Seorang pemuda di Tasikmalaya, nekat membunuh seorang janda mantan kekasihnya yang dicemburuinya (20/02/2013). Cemburu karena mantan istri kerap digoda, dua pemuda kakak beradik di Tuban, Jawa Timur, tega membunuh tetangganya sendiri (19/02/2013). Melihat isi sms mesra istrinya dengan seorang pria, warga Desa Mojokerto cemburu dan gelap mata hingga akhirnya membacok pria tersebut (08/03/2013).

  • Bagaimana mengatasi cemburu dalam Islam agar tidak menjadi bencana?
Cemburu Menurut Islam

Wajib hukumnya bagi suami memiliki rasa cemburu kepada istrinya. Nabi bersabda: “Tiga golongan yang tidak akan masuk syurga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya,wanita yang menyerupai pria dan dayuts.” (HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad). Dayuts adalah suami/kepala keluarga yang tidak cemburu terhadap istrinya.

Suami dituntut untuk memiliki cemburu kepada istrinya agar terjaga rasa malu dan kemuliaannya. Cemburu ini merupakan fitrah manusia dan termasuk akhlaq mulia. Cemburu ini dapat menjaga dan melindungi harga diri dan keluarga dari tindakan melanggar syariat. Kerusakan akhlaq dan moral atas nama modernitas telah mengikis rasa cemburu ini. Suami tidak lagi sensitif dengan penampilan istri yang mencolok, busana yang tidak menutup aurat, istrinya digoda orang lain, istrinya berkhalwat dengan pria lain Akibatnya pintu perselingkuhan terbuka lebar hingga berujung pada kehancuran rumah tangga.
Sa’ad bin Ubadah ra berkata: “Seandainya aku melihat seorang pria bersama istriku, niscaya aku akan menebas pria itu dengan pedang." Nabi saw bersabda: “Apakah kalian merasa heran dengan cemburunya Sa`ad? Sungguh aku lebih cemburu daripada Sa`ad dan Allah lebih cemburu daripadaku” (HR Bukhari Muslim).

"Sesungguhnya Allah cemburu, orang beriman cemburu, dan cemburuNya Allah jika seorang Mu'min melakukan apa yang Allah haramkan atasnya" (HR. Imam Ahmad, al-Bukhari dan Muslim).

Kisah Cemburu Istri-Istri Nabi

Nabi sebagai seorang suami memaklumi rasa cemburu istri dan tidak menghukumnya selama dalam batas kewajaran. Aisyah berkata:“Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Rasulullah seperti cemburuku kepada Khadijah, karena Rasulullah banyak menyebut dan menyanjungnya” (HR Bukhari Muslim).
Aisyah berkata: “Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita kecuali Khadijah?”. Nabi menjawab, “Dia beriman kepadaku ketika semua manusia mengkufuriku, dia membenarkan aku ketika semua manusia mendustakanku, dia mendukungku dengan hartanya ketika manusia menahannya dariku, dan Allah memberi rezeki kepadaku berupa anak darinya ketika aku tidak mendapatkan anak dari istri-istriku yang lain” (HR Ahmad).
  • Aisyah berkata dengan amarah akibat cemburu: “Allah telah menggantikan untukmu wanita yang lebih baik darinya”. Rasulullah hanya menjawab, “Allah tidak pernah menggantikan untukku wanita yang lebih baik darinya”.
Ketika Nabi berada di rumah seorang istrinya, istri beliau yang lain mengirimkan sepiring makanan untuknya. Istrinyatersebut segera memukul tangan pelayan yang membawa piring makanan hingga terjatuh. Nabi pun mengumpulkan pecahan piring dan makanan yang berserakan seraya berkata, “Ibu kalian sedang cemburu”. Beliau lalu mengganti dengan piring yang masih utuh milik istri yang memecahkannya, sementara piring yang pecah disimpan. (HR Al Bukhari).

Bila cemburu itu mendorong perbuatan yang diharamkan seperti mengghibah, maka Rasulullah tidak membiarkannya. Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, cukup bagimu Shafiyyah, dia itu begini dan begitu (pendek)”. Rasulullah berkata: “Sungguh engkau telah mengucapkan satu kata, yang seandainya dicampur dengan air laut, niscaya akan dapat mencemarinya” (HR Abu Dawud).

Ketika mendapatkan Shafiyyah menangis Nabi bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?." Shafiyyah menjawab, “Hafshah mencelaku dengan mengatakan aku putri Yahudi”. Nabi berkata menghiburnya, “Sesungguhnya engkau adalah putri seorang nabi, pamanmu adalah seorang nabi, dan engkau adalah istri seorang nabi. Lalu bagaimana dia membanggakan dirinya terhadapmu?”. Kemudian beliau menasihati, “Bertakwalah kepada Allah, wahai Hafshah” (HR An Nasa’i).

Bahayanya Cemburu Buta (Berlebihan)
Rasulullah bersabda: “Rasa cemburu ada yang disukai Allah dan ada pula yang tidak disukai-Nya. Kecemburuan yang disukai Allah adalah yang disertai alasan yang benar. Sedangkan yang dibenci ialah yang tidak disertai alasan yang benar (cemburu buta).” (HR. Abu Daud).
Menurut Mu’awiyah terdapat tiga macam kemuliaan, yaitu sifat pemaaf, mampu menahan lapar dan tidak berlebihan dalam memiliki rasa cemburu buta, karena berlebihan itu merupakan hal melampaui batas dan merupakan suatu kezhaliman terhadap pasangannya.

Ciri cemburu buta: memonitor pasangan setiap waktu (kemana, dengan siapa, sedang apa), tidak mau mengakui kesalahan, tidak tenang, ingin selalu diajak ke mana pun dan kapan pun, kasar (sering marah, berteriak, memukul, merusak barang).

Cemburu buta itu merugikan, menyiksa jiwa, merusak kehidupan rumah tangga, mendorong pelanggaran syariat, seperti banyak mengeluh, mencela, berprasangka buruk sehingga menuduh orang yang tidak bersalah, curiga terhadap sesuatu yang belum jelas dan pasti, rasa was-was yang berasal dari setan (QS. An-Naas:3-6), pembunuhan, bahkan kekafiran karena membenci ketentuan hukum yang Allah syariatkan. Allah swt berfirman, “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada ketentuan (syariat) yang diturunkan Allah sehingga Allah membinasakan amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 9).

Tips Mengatasi Cemburu Buta

Penyebab timbulnya cemburu buta adalah: lemahnya iman dan lalai dari mengingat Allah swt, godaan provokasi setan, hati yang berpenyakit, hanya fokus pada kekurangan pasangan, rasa minder dan kurang percaya diri, kurang menjaga syariat yang berkaitan dengan pergaulan pria dan wanita. Bisa juga pengalaman masa lalu yang kurang perhatian dari orang terdekatnya, atau terlalu dimanja. Akibatnya, setelah menikah ingin mendapatkan perhatian yang berlebihan dari pasangannya.

Cara mengatasi cemburuan buta: bertakwa kepada Allah swt, tenangkan hati dengan zikrulloh, bersihkan jiwa dari cemburu buta, jauhi perilaku menyakiti hati pasangan, mengumpulkan pahala yang besar dalam bersabar mengendalikan cemburu, menjauhi pergaulan yang buruk, berprasangka baik (positif thinking), hitung semua kebaikan pasangan, bersikap qana’ah (menerima segala ketentuan Allah swt dengan lapang dada), selalu mengingat kematian dan hari akhirat, berdoa mohon pertolongan Allah swt, sibukkan diri dengan amal sholeh, bangun kepercayaan dan keterbukaan terhadap pasangan, telfon monitoring yang berkali-kali jawablah sekali saja dengan tegas dan lugas lalu matikan, saling memberikan pujian pada pasangan. Wallahu a’lam.

[Ummu Hafizh]
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين


Selasa, 21 Mei 2013

Ciri Kader Militan


Tujuan da’wah jangka panjang adalah khilafah fil ‘ardl. “Memimpin dunia.” Untuk mencapai cita-cita besar itu diperlukan umat yang kuat dan hebat berbasis pada kader-kader militan yang bercirikan penuh keseriusan. Mereka mengutamakan kerja daripada hanya sekedar pandai mengkritik, berinisiatif daripada hanya menunggu perintah, memahami betul apa tugas dan perannya dalam hidup ini, dengan disertai usaha maksimal disertai dengan pendekatan diri kepada Allah dalam rangka meraih bimbingan dan pertolongan-Nya. 
Definisi jiddiyah adalah: menjalankan tugas-tugas syar’i, tarbawi, tanzhimi, dengan cepat, tabah, mengerahkan seluruh potensi secara maksimal serta dapat mengatasi hambatan yang dihadapinya demi terlaksananya tugas tersebut secara optimal.
Syarat-Syarat Jiddiyah
Dari definisi di atas, maka jiddiyah memiliki 5 syarat:
  1. Al-istijabah al-fauriyah (responsif)
  2. Al-azmul Qowiy (kesungguhan yang kuat)
  3. Al-mutsabarah (tabah dan ulet)
  4. Taskhiru kullil imkanat (mengerahkan seluruh potensi)
  5. Mughalabatul ‘adzar (dapat mengatasi segala permasalahan hidup)

Ciri-ciri Jiddiyah:
  1. Menjaga dan memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif dan berguna untuk dakwah.
  2. Menghindari dari banyak bergurau dan bercanda. Di antara wasiat Imam Al-Banna adalah: “Janganlah kamu bercanda karena umat yang sedang berjihad tidak mengenal canda. Demikian juga dengan Sholahuddin Al-Ayyubi yang berkata: “Sungguh saya malu kepada Allah melihat saya tertawa sementara Baitul Maqdis sedang berada dalam genggaman orang-orang salibiyin. 
  3. Memilih azimah ‘idealisme’ yang berat dan tifak memilih kemudahan-kemudahan karena dakwah tidak tegak di atas rukhsah. 
  4. Melaksanakan tugas dengan segera, tidak menunda pekerjaan hari ini sampai besok, tidak lambat dan tidak malas. 
  5. Selalu mengintrospeksi diri, memperbaharui janji kepada Allah dan selalu istighfar serta taubat atas segala dosa dan kesalahan. 
  6. Dalam kondisi siaga selalu menanti perintah.
Ikhwah fillah, jadilah aktivis harokah dan praktisi dakwah. Jadilah orang yang terlibat di dalamnya, bekerja secara produktif. Dan jangan menjadi orang yang pandai mengkritik. 
Ustadz Abdul Muiz M.A.

Contoh Soal Ulangan Harian Kewirausahaan untuk SMK

"Suasana Ulangan Harian"


ULANGAN HARIAN
MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN
“MENGAMBIL KEPUTUSAN”

I.          Berikan tanda (B) jika benar atau (S) jika salah pada pernyataan-pernyataan berikut ini! (10 point)
1)  Pembukaan cabang baru merupakan salah satu dari keputusan rutin.
2)  Tingkatan pengambilan keputusan meliputi low manager, middle manager dan top manager.
3)  Keputusan yang bersumber dari bawah menuju ke atas dinamakan keputusan button up.
4)  Komunikan merupakan orang yang menyampaikan pesan.
5)  Analisis SWOT merupakan suatu analisis dengan cara mengetahui Strength (peluang), weakness (ancaman), Opportunity (kekuatan), dan Threat (kelemahan).

II.          Isilah titik-titik dibawah ini dengan baik dan benar! (40 point)
Satu diantara tanggung jawab terpenting para wirausahaan adalah berusaha memecahkan masalah yang ada dengan mengambil berbagai keputusan yang dibuat perusahaan. Secara garis besar, keputusan digolongkan menjadi 2 cara, yaitu 1) .................. dan 2) .................... . Adapun metode yang biasa digunakan wirausaha yaitu 3) .................. dan 4) ..................... . Tingkatan pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan meliputi 5) ....................... , 6) ......................... dan 7) ........................ . Sifat dan sumber arahan pengambilan keputusan adalah 8) ..................... dan 9) ....................... . Kondisi yang dihadapi wirausaha dalam mengambil keputusan adalah 10) ..............................., 11) ..........................., dan 12) .......................... .
Suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan merupakan salah satu pengertian dari 13) ................... . Komponen dalam sebuah komunikasi meliputi 14) ....................., 15) ......................., 16) ......................, 17 ........................, dan 18) .................... . Gerakan tubuh atau bahasa tubuh merupakan pengertian dari komunikasi 19) ......................., sedangkan secara tertulis (surat penawaran barang, teguran, penolakan kerja, dll) maupun lisan merupakan pengertian dari komunikasi 20) ..................

III.          Uraikan jawaban dari soal essay dibawah ini! (50 point)
1)  Jelaskan pengertian dari keputusan!
2)  Sebutkan 6  aspek dalam mengambil keputusan!
3)  Sebutkan hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan!
4)  Jelaskan 5 komponen komunikasi!
5)  Jelaskan apa yang dimaksud analisis SWOT!

KUNCI JAWABAN SOAL
I.          Soal Benar dan Salah
1.        S
2.        B
3.        B
4.        S
5.        S

II.          Isian singkat:
1.        Keputusan rutin
2.        Keputusan tidak rutin (insidential)
3.        Metode tradisional
4.        Metode Modern
5.        Low manager
6.        Middle Manager
7.        Top Manager
8.        Keputusan Button up
9.        Keputusan Top down
10.    Kondisi kepastian sepenuhnya
11.    Kondisi ketidakpastian sepenuhnya
12.    Kondisi resiko
13.    Komunikasi
14.    Komunikator
15.    Komunikan
16.    Pesan
17.    Media
18.    Respon
19.    Komunikasi non verbal
20.    Komunikasi verbal




 III.            Soal Essay.
1.        Keputusan merupakan suatu pilihan yang diambil di antara satu atau lebih pilihan yang tersedia terhadap suatu persoalan atau masalah.
2.       Aspek- aspek PK:
1)       Aspek lingkungan (Environtment)
2)       Pembuat keputusan (decision Maker)
3)       Orientasi dalam mengambil keputusan (Decision Oriented)
4)       Tujuan yang harus dicapai
5)       Alternatif yang relevan
6)       Peringkat alternatif
3.       Hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
a.    Intuisi (perasaan spontan)
b.    Fakta ( fakta/data riil)
c.     Pengalaman (kebiasaan masa lalu)
d.    Keterampilan (skill dan intelektual)
4.       5 komponen komunikasi:
·           Komunikator ; orang yang menyampaikan pesan
·           Komunikan : orang yag menerima pesan
·           Pesan : yang disampaikan
·           Media : alat bantu
·           Respon : tindak lanjut
5.       Analisis SWOT:
Merupakan suatu analisis dengan cara mengetahui Strength (kekuatan), weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman).

Selasa, 07 Mei 2013

"Ironisia" Negeri Sejuta Ironi

"IRONIA"
Alkisah, ada sebuah negeri yang sangat aneh,
Media negeri ini menghujat habis-habisan pemerkosaan tapi setiap hari mereka menayangkan pornografi. Padahal banyak pemerkosa mengaku terinspirasi tayangan porno.
Media juga berhari-hari menayangkan konflik paranormal dan pelanggannya, tapi mereka juga yang setia menghadirkan tayangan yang promosikan paranormal. Apalagi menjelang tahun baru.
Media onlinenya lebih aneh lagi. Kalau figur yang didukung “cuma tepuk tangan”  karena menonton wayang, maka itu jadi berita besar, kalau figur yang tidak didukung bikin sekolah sampai ratusan, jangankan berita, foto saja tak tampak.
Konsumen media negeri ini juga tidak mau kalah. Sudah tahu kalau pemilik media adalah para dedengkot-dedengkot politik, namun banyak dari mereka yang menelan mentah-mentah berita politik dalam negeri. Seolah-olah yang punya media tidak pernah punya agenda politik dalam liputan-liputannya.
Pemimpinnya tidak kalah aneh, berpidato dengan penuh wibawa, menyuruh menterinya fokus untuk bekerja, tapi doski malah merangkap jabatan sampai tiga rangkap.
Stasiun televisinya juga, saat partai sang pemilik sedang hancur lebur, tidak kita jumpai tayangannya di televisi, saat partai lain kena badai, TV-TV seperti bikin pesta besar, kalau perlu ditambah bumbu biar gurih beritanya.
Lembaga anti korupsinya juga aneh. Cetar membahana ketika melibas kasus cemen kelas teri, letoy sempoyongan ketika bertemu kasusnya penguasa.
Hukumnya juga aneh. Lembaga anti korupsinya baru menangkap orang saat si presiden beri perintah buat tangkap. Berarti dari dulu tidak bisa tangkap karena tidak dikasih izin tangkap ya sama presiden ?! Berarti sama aja dong Lembaga anti korupsinya kayak mesin politik.
Yang memantau lembaga anti korupsi aneh. Sudah jelas kalo lembaga anti korupsinya diintervensi presiden dan ketahuan karena surat yang bocor, tapi masih koar-koar kalau lembaga itu bersih dan kredibel.
Mantan menterinya ngak kalah aneh, berbulan-bulan jadi tersangka masih asoy geboy saja keliaran. Lebih mirip cuti kerja daripada jadi tersangka.
Pengamat politiknya aneh, lembaga anti korupsinya diintervensi oleh istana, tapi masih menyangkal kalau konspirasi di lembaga anti korupsi itu tidak ada. Takut dikira mendukung pendapat yang lain mungkin.
Partai politiknya aneh. Banyak tayangan sinetron aneh dan tidak mendidik, tapi berlomba-lomba menggaet artis buat jadi caleg. Mau dibikin seperti sinetron apa parlemennya?!
Konstituennya gak kalah aneh.  Marah-marah ketika partai politik mendukung kenaikan BBM, tapi besoknya pilih partai yang sama lagi di kotak suara.
Si konstituen juga marah-marah ketika ada gubernur/bupatinya terlibat korupsi, tapi manut-manut kembali ketika lembar 100 ribuan datang di pagi pencoblosan.

Ya, kawan, itulah negeri aneh itu, negeri yang terletak jauh di ujung timur sana.

Negeri sejuta ironi, Ironisia.

*http://politik.kompasiana.com/2013/05/05/ironi-sia-557301.html

Minggu, 05 Mei 2013

"Generasi Pembaca Judul"

"Generasi Pembaca Judul"
by Dini Haiti Zulfany

Pernahkah teman-teman membaca sebuah judul yang bombastis, tendensius, cetar, menggelegar, dan menggemparkan dunia maya lalu langsung berkomentar *terutama komentar yang disertai dengan  kecenderungan shu'udzon* bahkan tanpa membaca isi berita atau tulisannya terlebih dahulu? Memahami suatu case sepotong-sepotong, trus pura-puranya ngerti.
"Geruduk Kantor DPRD, FPI Desak Ahok Masuk Islam"
"Waduh... Ribuan PNS Jaminkan SK Pengangkatan ke Bank"
"Ayu Azhari Dijanjikan Jadi Biduan PKS"
"Pelaku Bom Boston Diduga Terkait Kelompok Teror Imarat Kavkaz"
Apakah ada hal yang terlintas di pikiran teman-teman ketika membaca 4 judul berita di atas? Kalau saya sih ada :)
Itu hanya 4 contoh judul berita yang menurut saya, cukup menarik minat para internet user, terutama yang aktif di media sosial, untuk ikut serta memberi komentar. Baik komentar yang diberikan sebelum maupun sesudah dibaca.
Orang-orang yang sedari awal memang sudah menaruh sentimen, benci, tak suka, tak kenal, eneg, empet sama FPI, PNS, PKS dan sama 'teroris' plus kurang memaksimalkan fungsi otak untuk memahami suatu permasalahan secara menyeluruh, cukup berpotensi untuk langsung komentar semacam: "Dasar sok suci!" "Berlindung di balik jubah" and so bla bla blaaa. Atau, "Makanya jangan jadi PNS!", atau "Ckckck abdi negara kok kayak gitu" and so bla bla blaaa. Atau, "Tuh, janggutan sih, diduga teroris deh", dan lain sebagainya.
I am not part of FPI. None part of PNS. Bukan fans-nya Ayu Azhari. Apalagi teroris. Bukan. Saya bukan pembela mereka. Itu contoh doang yes. 4 komponen dari berita sehari-hari yang cukup sering dikomentari begitu saja, tanpa mikir bahwa tiap komentar yang kita berikan pada berita-berita tersebut pun, kelak akan ikut kita pertanggungjawabkan di akhirat. Baik itu kita berkomentar melalui identitas pribadi kita, maupun lewat identitas anonim. Di akhirat nanti, tak ada istilah hamba Allah 'anonymous' ya toh?
Kalau kata Sheila On 7: "Lihat, Dengar, Rasakan", bolehlah kita tambah menjadi: "Lihat, Dengar, Rasakan, dan Pahami".
Misalkan setelah kita baca judul berita, lalu membaca secara keseluruhan isi berita tersebut dan keukeuh ngasih komentar yang menurut kita layak disuguhi komentar demikian, yah itulah hak tiap orang, pilihan masing-masing individu. Komentar kita itu, bisa jadi benar, walaupun mungkin saja keliru. Dan yang patut kita ingat bersama adalah, kita bebas memilih dan berkomentar, namun tidak terbebas dari konsekuensi komentar dan pilihan yang kita ambil.
Dan bicara tentang komentar dengan kecenderungan shu'udzon di awal tadi, saya pun tak ingin terjebak dalam kecenderungan tersebut. Oleh karena itulah tulisan ini saya publish. Husnudzon saya kepada orang-orang yang asal komen tanpa baca judul *or let's say they are Generasi Pembaca Judul* apalagi komentar dengan kata-kata kasar: mungkin mereka belum paham case-nya secara menyeluruh, atau jika mereka *katakanlah* sudah paham, bisa jadi mereka belum tau kalau komentar-komentar itu pun nanti dimintai pertanggungjawabannya, atau mereka belum pernah diajari bahwa di dunia maya pun perlu etika. Hihihi, mudah kaaan berbaik sangka :P
Bukankah husnudzon (berbaik sangka) itu jauh lebih menenangkan dan membahagiakan diri daripada shu'udzon (berburuk sangka)? Jadi, mari kita biasakan husnudzon, supaya otak kita tidak lelah, supaya tidak 'menyiksa' diri sendiri, minimal, supaya tidak menambah pundi-pundi kotoran di hati ^^

*penulis: @diniehz on twitter