Selasa, 29 Januari 2013

Jejak itu Menuntunku Menjadi Seorang Guru..

Kunjungan ke SMKN 1 Tulang Bawang Barat


Tanggal 4 Oktober 2011 adalah hari yang sangat bersejarah bagi seluruh mahasiswa Polinela angkatan 2008.Karena pada hari tersebut kami seluruh mahasiswa angaktan 2008 diwisuda, termasuk aku. Kebahagian meliputi diri ini karena telah menyelesaikan pendidikan D3 selama 3 tahun dengan nilai yang baik. Kebahagian itu pula terpancar dari wajah rekan-rekan mahasiswa angkatan 2008 dan para keluarganya. Walau sebagian orang bilang bahagianya wisuda itu hanya 1 hari selebihnya jika tidak bisa segera dapat kerjaan akan membuat tertekan. Tetapi terlepas dari beban itu, yang pasti aku dan keluarga merasakan kebahagiaan. Terlebih aku adalah anak pertama, tentunya anak pertama juga yang di wisuda di keluarga ini. Nampak aura kebahagiaan di wajah ayah dan ibu. 

Aku mendapatkan pekerjaan 1 bulan setelah aku diwisuda. Pada saat itu aku berhasil diterima dan mau menerima pekerjaan tersebut di PT Torabika Eka Semesta TES Lampung. Sebuah perusahaan foods manufacturing, pembuatan kopi instan sebagai unit head PPIC. Yaitu kepala unit perencanaan produksi dan pengendalian bahan baku. Sebenarnya aku sudah keterima di beberapa perusahaan bahkan sebelum aku lulus. Diantaranya PT Gawi Plantation (Kalimantan), PT Fresh Ontime Seafood (Bogor), PT Super Unggas Jaya (Serang), PT Indomarco Prismatama (Lampung) dan PT BNI Syariah. Namun, kesemua perusahaan tersebut terhalang dengan izin orang tua dan faktor salary yang orang tua tuntut. 

Di PT Torabika Eka Semesta usia kerjaku hanya satu bulan karena aku keterima menjadi calon guru SMK N Pertanian oleh Dikti. Dalam masa satu bulan tersebut, banyak hal yang sudah didapat. Terlebih kepercayaan dari pimpinan untuk mengelola aktivitas produksi dan bahan baku. Jabatanku ini sangat strategis untuk kenaikan jabatan. Mengapa demikian?? Karena PT Torabika baru kurang dari 1 tahun berdiri di Lampung sehingga masih banyak kekosongan posisi. Di usia ku yang masih muda, aku sudah mendapat amanah untuk menjabat sebagai kepala unit. DI Torabika akulah kepala unit termuda diantara kepala unit yang lain bahkan aku tidak punya atasan. Atasanku adalah pimpinan cabang langsung sehingga untuk penentuan kebijakan diriku senantiasa dilibatkan oleh pimpinan. Kalau bicara soal salary di torabika aku mendapatkan bayaran yang cukup besar untuk ukuran pria single, bahkan sangat besar menurutku. Sehingga dengan keadaan tersebut, ketika ku bisa bekerja dengan baik promosi jabatan sangat memungkinkan. 

Dibalik kebahagian materi dan jabatan di torabika ada satu hal yang mengganjal. Apakah yang mengganjal tersebut?? Waktu. Kenapa waktu?? Ternyata aku tidak terbiasa di suatu keadaaan yang monoton. Kuhabiskan sebagian besar hariku hanya dikantor, bertemu dengan orang-orang yang itu-itu saja. Sedangkan ketika pulang kerja, fisik ini terlampau lelah untuk sekedar silaturahim ke sanak saudara atau handai toulan. Yang ada sehabis pulang kantor sekitar pukul 5, menunggu waktu magrib dan isya setelah itu istirahat. Keesokannya begitu lagi terulang. Jenuh, bosan dan sedih buat seorang yang ketika SMA dan kuliyah sangat mobile ikut acara sana acara sini dan bertemu dengan banyak orang. 

Ditengah kejenuhan itu, sekitar dua minggu aku bekerja. Dimalam hari aku mendapat sms dari kakak tingkat di Polinela tentang program PPGT kolaboratif dengan berbagai fasilitasnya. Terbangunlah aku dari kelelahan dan langsung bertanya secara terperinci kepada pihak-pihak yang terkait. Mulai saat itulah dalam fikiranku yang terbenak adalah ingin mewujudkan mimpi menjadi guru seperti aktivitasku dahulu. 

Namun, keesokan harinya aku berkonsultasi kepada ayah sebagai seorang anak yang ingin menjadi baik. Menanyakan perihal program PPGT tersebut. Pada awalnya ayah tidak setuju, kenapa karena khawatir biaya dan pada saat itu ayah bilang sudah tidak sanggup untuk mengkuliyahkan lagi. Terlebih ayah bilang di torabika kamu sudah cukup enak. Jabatan bagus dengan gaji yang besar. Cukup untuk membantu adik-adik.Tetapi bukannya Rizky kalau dengan hal itu mundur. 

Semakin di larang rupanya aku semakin semangat untuk menggali informasi seperti apa program ini. Setelah tahu akan dibiayai kuliyah dan mendapatkan salary yang lumayan. Aku langsung memberanikan diri untuk mendaftar test program tersebut tanpa sepengetahuan ayah tapi sepengetahuan ibu.Sebelum mendaftar pada malam harinya aku curhat dengan ALLAH di waktu qiyamul lail. Apa yang ku curhatkan?? Tentang keluh kesah di kantor dan keinginanku yang besar untuk menjadi guru. Hingga aku sedikit memaksa dengan ALLAh. Aku masih ingat doanya, sebagai pancingan ridhoNya ALLAH. Aku berdoa ” ya robb,, esok aku akan daftar program tersebut aku berharap aku bisa diterima, tetapi jika tidak tolong gagalkan aku di seleksi berkas, karena aku takut mengecewakan torabika karena aku sering bolos bekerja untuk mengikuti test sedangkan pada akhirnya aku gagal. Tapi, jika aku berhasil seleksi berkas, maka itu berarti jalanku dan buat aku masuk ya robb” aamiin.. 

Doa diatas adalah doa yang aku panjatkan. Keesokan harinya aku mendaftar di IBJK polinela dengan membawa berkas-berkas. Bismillah inilah jalan ku.. itulah yang kuucapkan pada saat itu. Ada hal yang menarik dalam rangka aku merayu ALLAH agar aku bisa masuk menjadi calon guru PPGT. Apakah itu?? Aku terbiasa dalam menginginkan suatu, maka aku akan bersedekah di awal dan meminta doa kepada mereka yang disedekahi. Itu aku lakukan dari mau daftar, mau test tertulis, mau test wawancara dan mau pengumuman. Sehingga aku sempat berfikir, sungguh sebenarnya aku masuk PPGT bukan karena kemampuanku tapi karena ALLAH mengabulkan doa-doa mereka yang aku berikan sedekah. Doa mereka makbul dan itu yang aku selalu alami. Sehingga seperti yang diketahui, :) aku diterima menjadi calon guru smk pertanian. Sangat bahagia :).

0 komentar

Posting Komentar